Tuesday, June 26, 2007

Identity Crisis

Soundbuzz: Do You Know Where You're Going To - Diana Ross


* sudut meja kerja milik seseorang dengan krisis identitas ;)

Read More......

Wednesday, June 20, 2007

(Not so) Mysterious Guy

He is a 26-years old (going to 27 actually *sigh*) Tourism Management graduate of some college in Bandung and currently the Public Relation Assistant in a Conference Organizer.

Struggling Writer. Although he works in a big time organizer today, he still wishes to continue writing and back to magazine as he was before. One of his ambitions is to be a big time editor in a big time magazine.

Diplomat Wannabe. Since childhood, he has always dreamt of becoming a diplomat — be a herald of peace, be an agent of international cooperation, be an active player in improving the overall condition of humanity, and yeah, travel the world and get paid for it.


Trying to be Religious. He grew up in a liberal society. His parents raised him as a very faithful Moslem. He is still very faithful. But maybe not as much as everybody else. Don’t get him wrong, he’s trying hard each and everyday. He loves his God so much and he has his own ways of expressing. Whatever his ways are, he believes they’re right.

Chilimaniac. Ever since he was a kid, he has always been familiar with hot and spicy food. His dad was from Sulawesi and his mom is Sundanese. Both culture adore hot and spicy food a lot. He could eat soup until the broth colored in red by chili. The hotter the food is, the sweater he become, that’s the art of eating according to him. Like chili, he’s playful yet serious, stubborn yet vulnerable, essential yet destructive, warm yet hostile, and of course, hot. (Kidding.)

Hopeless Romantic. He is in love with the very concept of love. To him, it is one of the most important things in this world. He believes that love knows no age, race or gender. Love can exist between people whatever the pairing is.

Even Steven. Equality is essential to him. Although he believes that nothing in this life is fair, he thinks that things can always be equal. Thus, he abhors racism. He spits on elitists. He tramples on narrow-minded people. He hates prejudices and stereotypes.

Fickle. He changes his mind like Titi Dj changes her husband. Err… more like Madonna changes her image.

Indecisive. Indecisiveness is his greatest weakness. This is because he doesn’t like regretting about a lot of things. He makes sure he makes the wisest decisions and weighs every factor. But along the way, he gets confused and gets lost in thought.

Impulsive. Regarding things that don’t require much thinking, sometimes he doesn’t think at all. He walks around in a mall, finds something pretty, buys it right away, and realizes it’s useless. He wakes up, decides he wants to go somewhere, takes the bus to that place, and realizes it’s useless. He meets persons, finds them attractive, kiss them after an hour, and realizes they are useless. (Don’t believe this part. Ha-ha.)

Environmentalist. He respects nature as much as he respects himself.

Ranidaphobic. He is abnormally afraid of frogs — any kind, any color, and any size of frogs. He dreads the sight of frogs.

Claustrophobic. He is also abnormally feared of being in narrow or enclosed spaces. Once he put in that situation, his heart starts to beat faster, his sweat is coming from every surface of his skin, his vision gets blurred and he becomes very panic.

Travel Freak. He is a well-traveled person who appreciates every culture and people. But he has only seen the different parts of his own country. He wishes to go beyond the Indonesian borders soon.

Coffee Addict. Brewed, decaf, or instant coffee — he doesn’t really care. But his very favorite is Caramel Macchiato.

Entertainment Enthusiast. He is madly in love with films. He makes sure he gets to watch at least four movies a week.. He also loves watching music performance, listening to great collection of music, and singing in a karaoke room.

Read More......

Friday, June 15, 2007

The Palmreader

Soundbuzz: Wonderwall - Oasis

Suatu pagi di akhir pekan.

The Palmreader: Coba mas, aku liat tangan kirinya.
The Client: Silakan.
The Palmreader: Kamu sudah suka banget sama yang sekarang, tapi perasaan kamu masih terbelah.
The Client: Hah? Maksudnya gimana?
The Palmreader: Iya, perasaan kamu sebagian masih ada di yang sebelum ini.
The Client: Nggak ah. Saya sudah mengikhlaskan yang kemaren kok. Lagian, saya sudah click sama yang sekarang.
The Palmreader: Iya kamu ikhlas, tapi buat kamu siapapun nggak ada yang bisa menandingi dia kan?
The Client: *glek*
The Palmreader: Sesuka-sukanya atau seharmonis-harmonisnya sama yang sekarang, kalo ada satu kesempatan aja buat balik sama yang kemaren kamu pasti lengah... Karena dia The Best in everything. Iya kan?
The Client: ........
The Palmreader: Mas?
The Client: Ah sok tau deh. Umm... duluan yah. Sebentar lagi saya ada meeting.

Still image from: Corbis

Read More......

Tuesday, June 12, 2007

a m b i t i o n

State of mind: Unpredictable
Soundbuzz: The Boss - Chris Richardson

What's yours?

Bejo: being a successful rockstar


Eva: moving to korea and work there


Puspita: mo jd penyiar radio


Agsya: jd diplomat laaah


Tatz: mo kerja di tipi korea hahahahaa.........


Anjava: G pengen Indonesia Merdeka........itu aja......


Yuanita: punya resort di sukabumi


Resita: ambisi gw ingin menguasai dunia dan gantiin bu xxx sbg presdir



Ternyata ambisi orang unik-unik yah? Saya sendiri bagaimana? Well... I just want to work in a big time international franchise magazine. Ingat kata ibu guru, taruhlah mimpimu setinggi langit.


Stills taken from Corbis.

Read More......

Tuesday, June 05, 2007

Dia dan Dia

Kok disaat seperti itu justru dia yang teringat oleh saya?
Bukannya dia. Waduh bahaya nih...
Gawat!
Alert!
Siaga Satu!
Call 911!
Untung dia nggak suka blogwalking. Sehingga postingan saya tentang dia yang semalam hinggap sejenak di gelembung kecil dalam kepala saya - bukannya dia - sangat kecil kemungkinan dibacanya. Semoga ini hanya kesilapan sekali saja.
*Tapi saya tetap heran. Kenapa saya bisa mengingat dia ya? Eugh...!*

Read More......

Breaking Up Is Hard To Do, But Get Over It!!

Namanya putus cinta itu emang menyakitkan... apalagi kalau kita yang diputus secara sepihak. Wajar jika reaksi pertama kita adalah marah, menangis, mengurung diri di kamar mengenang masa-masa bersama, tidak nafsu makan, merasa bahwa dunia akan kiamat, dan lain-lain. Wake up! Buat apa mengasihani diri sendiri dan sibuk memikirkan orang yang telah menyakiti hati kita? Life must go on. Lebih baik kita melupakan semua yang sudah berlalu dan mencoba melangkah ke depan dengan lebih optimis. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi saya punya beberapa tips agar kamu dapat ‘menyembuhkan’ hati kamu dan segera melupakan si dia. Get over it!

1) Jangan mau menjadi teman, putuskan hubungan secara total
Banyak yang memilih berteman dengan mantan pacar dengan harapan suatu saat bisa balikan lagi. Well, itu jarang sekali terjadi. Dan kalaupun terjadi akan memakan waktu lama. Sekuat apa kamu mampu memendam perasaan cinta kamu ke dia? Nanti malah dia curhat tentang gebetannya. Tambah sakit hati kan? Lagian, ajakan untuk berteman dari mantan itu biasanya untuk kepentingan dia sendiri yang ingin mengurangi perasaan bersalah setelah memutuskan kamu.
Bisa saja sih kamu berteman dengan mantan, tapi ada beberapa peraturan yang harus disepakati. Contohnya: jangan membahas hubungan lama kalian, pacar/gebetan baru, atau topik lain yang sensitif. Tahan diri kamu untuk menanyakan hal-hal tersebut karena jawabannya mungkin akan sangat menyakitkan. Bahas saja kerjaan, situasi politik saat ini dan hal netral lain.
Baiknya, kalau ada ajakan berteman dari mantan, katakan saja: “Saya peduli sama kamu, dan seiring berjalannya waktu, saat saya sudah bisa sembuh dari luka ini, mungkin kita bisa berteman... tapi tidak sekarang”

2) Hapus nomornya di phonebook dan alamat e-mail-nya di messenger kamu
Menghapus nomornya dari handphone dan messenger akan mengurangi kemungkinan kamu terus-terusan mengirim pesan padanya mempertanyakan kenapa kamu diputuskan atau memohon agar ia menerima kamu kembali. Terus-terusan mencoba menghubungi pacar tidak akan dapat memulihkan hubungan. Si penerima pesan justru akan semakin terganggu dan menganggap kamu tidak punya kehidupan lain.

3) Singkirkan semua benda di kamar yang mengingatkan kamu padanya
Masukkan kartu-kartu ucapan, kado-kado, foto-foto berdua dan barang peninggalan mantan kamu ke dalam kardus dan taruh di tempat yang jauh dari jangkauan kamu (kalau ada yang berguna sumbangkan saja kepada saudara kamu yang membutuhkan). Ada beberapa orang yang akan melakukan ‘ritual’ pembakaran, tapi itu rasanya terlalu berlebihan. Nanti kalau kamu sudah mulai tenang bisa-bisa malah menyesal telah membakar benda-benda itu.
Sebagai permulaan, simpan saja semua benda kenangan itu di dalam kardus yang dilakban lalu simpan kardus itu di gudang. Gampang kan?

4) Tuangkan segala rasa sakit, sedih, amarah, frustasi dan sebagainya dalam sebuah jurnal atau buku catatan.
Jangan pernah meremehkan yang namanya curhat di lembaran buku (atau di blog!). Cara ini bagus juga untuk para pria. Bahkan, sangat cocok untuk pria, mengingat pria jarang memililki tempat untuk menuangkan perasaan dan emosinya.
Selama masa pemulihan, sering kita merasa bahwa kita belum mengalami kemajuan apapun. Nah, dengan sesekali melihat tulisan-tulisan di jurnal tersebut, kamu bisa melihat sejauh apa perkembangan kamu... (atau malah penurunan). Metode ini juga bagus untuk menghindarkan kamu melontarkan kata-kata kepada si dia yang mungkin akan kamu sesali. Tulis saja semuanya di jurnal!

5) Manjakan diri
Ini adalah hal yang amat diperlukan semua orang, laki-laki maupun perempuan. Lakukan hal-hal yang kelihatan simpel, seperti manikur, pijat atau facial untuk membuat kamu rileks. Belilah pakaian yang bisa membuat kamu merasa seksi dan percaya diri. Pesan makanan kesukaan dari restoran favorit kamu. Beli DVD terbaru. Beli game-game keluaran terbaru. Coba aktivitas-aktivitas baru. Pokoknya manjakan diri kamu sepuas-puasnya, karena kamu memang layak mendapatkannya.

6) Ganti suasana
Mungkin terdengar konyol, tapi cara ini cukup manjur juga untuk memulai lembaran baru. Cat ulang kamar kamu, ganti dekorasinya beli sprei dan gordyn baru. Buat kamar kamu menjadi lebih nyaman. Jangan lupa pajang foto teman-teman dan keluarga yang kamu sayangi dan selalu ada ketika kamu membutuhkannya.

7) Jangan rebound
Beri diri kamu beberapa waktu untuk sembuh dari berakhirnya hubungan ini. Banyak orang yang mulai kencan lagi padahal mereka belum benar-benar pulih. Jadi siapa saja yang menunjukan itikad baik, tanpa ba bi bu langsung diajak kencan. Salah banget! Kamu nanti malah akan membanding-bandingkan pacar baru kamu dengan mantan dan ujung-ujungnya mantan kamu selalu lebih baik. Kamu pun akan merasa kesepian lagi, mungkin lebih parah.
Kita sering berpikir, “untuk melupakan seseorang dan bisa bahagia... cari saja orang baru!”. Seharusnya pulihkan dulu hati kamu, karena hanya KAMU yang bisa membuat diri KAMU bahagia.
Jadi triknya adalah, kamu harus bisa merasa bahagia dengan diri kamu sendiri sebelum mulai berkencan lagi.

8) Jangan pesimis
Sekali diputusin, biasanya ada kecenderungan seseorang langsung memiliki gambaran negatif tentang dirinya. Akankah saya mendapat cinta sejati? Apakah saya terlalu tua/gemuk/bodoh dan sebagainya... Akankah saya bahagia lagi?
Ingat, hanya karena mantan kamu tidak menyukai kamu lagi, bukan berarti yang lain juga begitu. Dia tidak mau berpacaran lagi dengan kamu... so what? Kamu tetap sempurna, hanya saja dia tidak bisa melihatnya. Di luar sana banyak yang bisa melihat betapa ‘lengkap’nya kamu. Just relax!

Tanda kamu telah melupakan si mantan ialah kalau kamu sudah tidak ada perasaan padanya dan hasrat atau keinginan terpendam untuk memilikinya lagi. Satu lagi, jika kamu sudah bisa membayangkan dia sedang bermesran dengan perempuan/pria lain tanpa timbul sedikitpun rasa sakit di dadamu... itu tandanya kamu sudah lulus! [i-ron, from many sources]

Read More......