Monday, August 27, 2007

"Alone" Sendirian

Aku bukan penakut.

Kata-kata itu selalu saya ucapkan sejak kanak-kanak sampai mulai bekerja. Kalo anak-anak lain usia 5 tahunan masih ingin sekamar dengan kakak atau orang tuanya, saya selalu berharap segera diberikan kamar sendiri, walaupun itu baru terwujud menjelang saya SMA. Dari TK tontonan favorit saya adalah "Sundel Bolong", "Babi Ngepet", miniseri "It" dan "Nightmare on Elm Street".

Kalau orang-orang (temen, sodara, kakak, adek, ortu) bercerita tentang pengalaman-pengalaman mistis mereka yang melibatkan makhluk lelembut itu, otomatis pikiran saya pasti langsung bekerja untuk mencari penjelasan logis akan fenomena-fenomena tersebut. Saya ibaratnya Dana Scully bagi seorang Fox Mulder (got it? klo gak ngerti PM aja, ntar saya jelasin).

Actually saya percaya akan adanya hal-hal ghaib tersebut, karena itu tertera dalam kitab suci, tapi saya adalah jenis orang yang baru percaya kalo udah mengalami sendiri. The problem is, seumur hidup saya belom pernah bertemu yang namanya DJ Urig (baca: Jurig alias hantu). Atau kemungkinan lain adalah saya pernah bertemu hantu, tapi otak logis saya selalu berhasil menjelaskan suara-suara aneh atau penampakan tidak wajar yang pernah saya temui. Berjalan melewati kuburan jam 3 pagi pun sering saya lakukan waktu kuliah *pulang dari warnet*. And nothing ever happened. Ke-skeptis-an saya terhadap para lelembut ini sempat membuat saya dibilang "psycho" oleh teman-teman. Karena saya kerap becanda soal lelembut di tempat-tempat angker. Sombrero (baca: Sompral), katanya... But still... nothing ever really happened. Hingga malam itu...

Awal 2005. Saya yang sudah tidak tinggal di Bandung lagi mendadak dapat panggilan kerja dari sebuah majalah yang bermarkas di Kota Kembang tersebut. Dalam 3 hari saya harus mulai kerja. Karena beberapa tempat kos yang saya tahu sudah penuh (periode itu banyak mahasiswa STP Bandung baru pulang jobtraining, jadi kosan di sekitar Setiabudhi pada full). Kenapa harus cari kos di Setiabudhi? Cuma satu alasan: saya tidak perlu beradaptasi lagi.

Setelah telpon sana-sini dan cek sono-sene saya pun menemukan sebuah rumah kontrakan baru. Lokasinya strategis, di sebuah gang tepat di seberang Borma Dept. Store. Rumahnya pun bersih karena baru. Lantai keramiknya masih mulus, kamarnya besar, bebas *ini penting*, kamar mandi dalam dan hanya ada 4 kamar (saya nggak suka kosan yang ramai). Masalahnya hanya satu... tepat diseberang rumah ini adalah komplek kecil kuburan yang dinaungi oleh rimbunan pohon bambu besar. Then again, karena saya skeptis, dalam kunjungan pertama salah satu kamar di rumah itu pun langsung menjadi milik saya.

Malam pertama itu saya tiba di kamar dalam keadaan cukup lelah. Karena awal-awal kerja langsung dihajar kerjaan sana-sini. Selesai mandi dan makan malam, saya langsung memutuskan untuk tidur *mo nonton tp belum sempet bawa TV*. Kasurnya enak, pikir saya. Dalam hitungan detik saya sudah melanglangbuana ke alam mimpi. Sekitar jam 4 subuh saya terjaga.... Posisi badan saya menyamping. Nafas saya tersengal-sengal... Pantas saja, ketika melihat ke arah dada saya melihat ada sepasang tangan memeluk tubuh saya erat dari belakang. Di tengkuk saya terasa hangatnya nafas seseorang *or sesuatu* yang sedang memeluk. Dan diujung tempat tidur ada seorang kakek berpakaian compang-camping berjongkok melihat saya tidur. Belum cukup, dari sudut mata saya melihat ke arah pintu kamar, ada makhluk seperti kera berdiri seolah menghalang-halangi pintu.

Keringat saya pun mengucur deras. Tanpa ba bi bu, saya langsung membaca semua ayat-ayat pendek yang saya hapal sambil mata saya mulai basah oleh airmata. Alhamdulillah setelah membaca Al Ikhlas tiba-tiba 'pestanya bubar'. Saya segera bangun dari kasur, meraih handphone+dompet dan jacket dalam sekejap lalu langsung pergi meninggalkan kamar tanpa sempat mengunci. Setengah berlari dan tak berani menengok ke belakang saya menuju SE, kedai Indomie yang buka 24 jam. Disana saya menunggu sampai matahari terbit untuk kembali ke kamar dan bersiap-siap pindah kost.

Efek dari kejadian itu... Saya sekarang bisa lebih percaya terhadap hal-hal demikian dan mulai muncul rasa takut (tapi tetap bukan penakut). Terbukti malam tadi, niat menonton film horror Thailand berjudul "Alone" sendirian di kamar pun harus saya urungkan. Pasalnya baru di menit 32 saya sudah menyerah dan berkali-kali mengecek ke arah jendela kamar. Nggak kuat sama kagetnya dan nggak kuat ngebayangin hantu gelantungan di kipas angin, hiiiiy!!! Kayaknya saya akan tunggu waktu luang supaya bisa menonton "Alone" sendirian... Di siang hari tentunya.... Malam hari juga boleh, asal ramean.... :D


images taken from: Corbis & Rottentomatoes

Read More......

i choose not to choose

One of the worst thing in life adalah: kita dihadapkan pada dua pilihan yang teramat sulit. And by the time we know which one to choose, it's already too late.

Read More......

Wednesday, August 15, 2007

Le Blanc

Bru nyalain komputer langsung kena timpuk sama Joan *sakit banget, secara dia ngelemparnya dari Jerman.. hehehee*

Okay, this is 10 Things About My Handphone:




1. Blanc
Blanc (nama hape saya, artinya 'putih' dalam bahasa Prancis), adalah sebuah Sony Ericsson berwarna putih gading dengan tipe W810i. Saya membelinya awal tahun ini dan Blanc adalah hape ke-7 saya setelah Siemens - Nokia - Panasonic - Samsung - Samsung - Motorola.

2. Walkman
Pada saat membeli hape ini, si penjual keukeuh menawarkan saya untuk membeli Nokia Communicator yg kecil atau Nokia seri N yang saat itu harganya tidak terlalu jauh selisihnya Katanya: "HP ini belum ada 3G-nya, Mas". Tapi saya keukeuh... soalnya saya emang ngincer Walkman dan mega bass-nya *karena saya commuter dan kemakan iklan tv yg ada adegan seorang commuter dengerin walkman SE dlm perjalanan pulang dari kantor*. Apalagi begitu tau ada warna gading, tambah kepincut deh.


3. James & Marilyn
Sekarang lagi pasang wallpaper keren banget yang diambil dari sebuah foto sephia produksi tahun 50-an menampilkan dua ikon seks era itu: Marilyn Monroe dan James Dean yang sedang bermalas-malasan.

4. 0817 sekian-sekian
Saya nggak tau nomor hape saya termasuk cantik apa nggak, tapi beberapa kali klo bertukar nomor handphone orang selalu bilang: "Wah bagus yah, nomornya masih 10 digit". Yang saya suka lagi adalah fasilitas 100 sms gratis/hari-nya dan telpon 10/detik ke semua operator, hehe... ngirit abissss.

5. Last SMS
Terakhir SMS adalah... Chip. Isinya: "Ron, seperti biasa. Order (review) Eureka! dong. Deadlinenya rabu depan. Thnx!"

6. What's Inside
Spesifikasinya??? banyak kali.... klik disini ajah klo mau tau!

7. On-Off
Selain klo abis batre ato menghindar dari boss, Blanc mah hampir almost selalu always nyala... Nggak ada matinye!

8. Outfit
Udah dua bulan ini Blanc punya baju baru. Sebuah kantong hape dari kulit berwarna coklat dengan carabiner warna perak. Beli di Plangi 50.000 perak. Nah biasanya tuh saya taro di kantong celana, tenteng-tenteng sambil mengayun-ayunkan talinya, atau mengaitkan carabiner di tali sabuk sehingga handphone itu bergelantungan dengan anggun di celana saya *halah*.

9. Life
Batere biasanya bertahan 2 hari lebih dikit... bukannya ngedrop, tapi saya sering sms-an dan mendengarkan walkman sampe sejam lebih sepanjang perjalanan pulang tiap hari. Belum lagi foto-foto dengan blitz, hehehe.... Klo dianggurin sih sampe berhari-hari juga awet.

10. Other
Hmmm.... sekarang saya pake ringtone "It Ain't Over 'Til It's Over"-nya Lenny Kravitz dan belasan lagu lain untuk contact yang berbeda-beda. Kalo sms alert saya pake "Waterfall"-nya TLC.


Sekarang saatnya saya menimpuk.... Jhajha, Iit, Tatz, Aju daaaan Alph! Plus Ratie...

Read More......

Tuesday, August 14, 2007

Another view of Happy

Melihat Happy Salma dari sisi yang berbeda... a much better vision. Two thumbs up.


image taken from: Pentas Teater Nyai Ontosoroh *adaptasi 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer*, Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki.

Read More......

Thursday, August 09, 2007

One Tall Green Tea with Cream and Extra Caramel

soundbuzz: I Love You More Today Than Yesterday - Goldfinger.

Rabu malam sekitar pukul delapan saya kembali ke cafe itu. Kali ini bersama kakak saya dan suaminya beserta si kecil Kenar. Di depan kasir, ketika si barista menanyakan apa yang akan saya pesan, hampir saja dari mulut saya meluncur tiga kata yang sejak jaman kuliah selalu saya sebut kalau mengunjungi cafe ini: Tall Caramel Machiato. Sebetulnya saya juga nggak sesering itu mendatangi tempat ini, tapi tidak pernah yang lain, saya selalu memesan minuman yang sama.

Tapi malam ini saya mau sesuatu yang lain. Beberapa waktu lalu saya menyaksikan sebuah film *lupa judulnya*, dimana salah satu tokoh dalam film itu mengatakan sesuatu yang cukup ngena di hati saya: "When was the last time you did something for the very first time?". Kapan terakhir kali kamu melakukan sesuatu untuk pertama kalinya?



Melakukan sesuatu untuk pertama kalinya selalu menjadi sebuah petualangan tersendiri dalam perjalanan hidup kita. Petualangan yang seru dan tak terduga. Ibaratnya kuis Super Deal 2 Milyar, kita tidak akan tahu ada apa dibalik tirai nomor 1, 2 dan 3 sebelum kita membukanya. Bisa jadi kita mendapat sebuah mobil mewah, bisa juga berkarung-karung sayur kangkung menjadi rejeki kita.

Intinya bukan apa yang ada di balik tirai itu, melainkan proses menyibak tirai itu sendiri. Mulai dari memilih (pastinya melibatkan pergulatan hati dan logika yang luar biasa hebat) sampai mengeksekusi pilihan itu. Beberapa pilihan yang sebelumnya mungkin tak pernah melintas di pikiran kita.

Dan begitu tangan kita mulai menyentuh kemudian perlahan membuka apa isi tirai nomor 1 sambil menebak-nebak apa isinya…. Serrrr…. Arus adrenalin secepat Niagara langsung mengalir di tubuh kita. Kita pun merasakan sebuah sensasi yang susah untuk dijelaskan… sensasi yang berdiri diantara excitement dan ketegangan tingkat tinggi. Nah, sensasi itulah yang paling menyenangkan. Apapun hasilnya, at least we try. Kalo hasilnya bagus ya Alhamdulillah, kalo mengecewakan yah tinggal dijadikan pelajaran untuk tidak diulangi lagi.

Akhirnya, malam itu saya memutuskan untuk pertama kalinya di cafe itu memilih minuman lain yang belum pernah saya pesan sebelumnya. One Tall Green Tea with Cream and Extra Caramel. Meskipun saat memilih minuman ini saya tak merasakan adrenalin sederas Niagara, tapi tetap saja saya bangga pada diri saya sendiri. And know what? It taste great!!! Saya pasti akan memesannya lagi kalau saya berkesempatan mengunjungi cafe tersebut.

And uh... sebetulnya ada satu hal lagi yang baru saya lakukan awal minggu ini untuk pertama kalinya.... A romantic date in an exotic Indian Restaurant! It's sexy! Hahaha... *wink wink*

So... when was the last time you did something for the first time?

Read More......

Thursday, August 02, 2007

overtime, overpaid

A: Loh kamu mau kemana?
B: Pulang, bu.
A: Kok udah mau pulang aja??? Saya aja belom pulang. Saya hampir tiap malam jam delapan keatas baru pulang.
B: Loh, kok masih dipertanyakan? Itulah kenapa Anda digaji tiga kali lipat daripada saya....

Read More......