Identity Crisis
Soundbuzz: Do You Know Where You're Going To - Diana Ross
* sudut meja kerja milik seseorang dengan krisis identitas ;)
Soundbuzz: Do You Know Where You're Going To - Diana Ross
* sudut meja kerja milik seseorang dengan krisis identitas ;)
Posted by Ronn at 4:57 PM 5 comments
Labels: Mumblewood, Work Wok
Struggling Writer. Although he works in a big time organizer today, he still wishes to continue writing and back to magazine as he was before. One of his ambitions is to be a big time editor in a big time magazine.
Diplomat Wannabe. Since childhood, he has always dreamt of becoming a diplomat — be a herald of peace, be an agent of international cooperation, be an active player in improving the overall condition of humanity, and yeah, travel the world and get paid for it.
Trying to be Religious. He grew up in a liberal society. His parents raised him as a very faithful Moslem. He is still very faithful. But maybe not as much as everybody else. Don’t get him wrong, he’s trying hard each and everyday. He loves his God so much and he has his own ways of expressing. Whatever his ways are, he believes they’re right.
Chilimaniac. Ever since he was a kid, he has always been familiar with hot and spicy food. His dad was from
Hopeless Romantic. He is in love with the very concept of love. To him, it is one of the most important things in this world. He believes that love knows no age, race or gender. Love can exist between people whatever the pairing is.
Even Steven. Equality is essential to him. Although he believes that nothing in this life is fair, he thinks that things can always be equal. Thus, he abhors racism. He spits on elitists. He tramples on narrow-minded people. He hates prejudices and stereotypes.
Fickle. He changes his mind like Titi Dj changes her husband. Err… more like Madonna changes her image.
Indecisive. Indecisiveness is his greatest weakness. This is because he doesn’t like regretting about a lot of things. He makes sure he makes the wisest decisions and weighs every factor. But along the way, he gets confused and gets lost in thought.
Impulsive. Regarding things that don’t require much thinking, sometimes he doesn’t think at all. He walks around in a mall, finds something pretty, buys it right away, and realizes it’s useless. He wakes up, decides he wants to go somewhere, takes the bus to that place, and realizes it’s useless. He meets persons, finds them attractive, kiss them after an hour, and realizes they are useless. (Don’t believe this part. Ha-ha.)
Environmentalist. He respects nature as much as he respects himself.
Ranidaphobic. He is abnormally afraid of frogs — any kind, any color, and any size of frogs. He dreads the sight of frogs.
Claustrophobic. He is also abnormally feared of being in narrow or enclosed spaces. Once he put in that situation, his heart starts to beat faster, his sweat is coming from every surface of his skin, his vision gets blurred and he becomes very panic.
Travel Freak. He is a well-traveled person who appreciates every culture and people. But he has only seen the different parts of his own country. He wishes to go beyond the Indonesian borders soon.
Coffee Addict. Brewed, decaf, or instant coffee — he doesn’t really care. But his very favorite is Caramel Macchiato.
Entertainment Enthusiast. He is madly in love with films. He makes sure he gets to watch at least four movies a week.. He also loves watching music performance, listening to great collection of music, and singing in a karaoke room.
Posted by Ronn at 5:59 PM 8 comments
Labels: Mumblewood
Posted by Ronn at 11:06 AM 2 comments
Labels: Heart Matters
Bejo: being a successful rockstar
Eva: moving to
Puspita: mo jd penyiar radio
Agsya: jd diplomat laaah
Tatz: mo kerja di tipi
Anjava: G pengen
Yuanita: punya resort di sukabumi
Resita: ambisi gw ingin menguasai dunia dan gantiin bu xxx sbg presdir
Posted by Ronn at 11:43 AM 9 comments
Labels: Friends Flick
Posted by Ronn at 4:33 PM 2 comments
Labels: Heart Matters
Banyak yang memilih berteman dengan mantan pacar dengan harapan suatu saat bisa balikan lagi. Well, itu jarang sekali terjadi. Dan kalaupun terjadi akan memakan waktu lama. Sekuat apa kamu mampu memendam perasaan cinta kamu ke dia? Nanti malah dia curhat tentang gebetannya. Tambah sakit hati kan? Lagian, ajakan untuk berteman dari mantan itu biasanya untuk kepentingan dia sendiri yang ingin mengurangi perasaan bersalah setelah memutuskan kamu.
Bisa saja sih kamu berteman dengan mantan, tapi ada beberapa peraturan yang harus disepakati. Contohnya: jangan membahas hubungan lama kalian, pacar/gebetan baru, atau topik lain yang sensitif. Tahan diri kamu untuk menanyakan hal-hal tersebut karena jawabannya mungkin akan sangat menyakitkan. Bahas saja kerjaan, situasi politik saat ini dan hal netral lain.
Baiknya, kalau ada ajakan berteman dari mantan, katakan saja: “Saya peduli sama kamu, dan seiring berjalannya waktu, saat saya sudah bisa sembuh dari luka ini, mungkin kita bisa berteman... tapi tidak sekarang”
2) Hapus nomornya di phonebook dan alamat e-mail-nya di messenger kamu
Menghapus nomornya dari handphone dan messenger akan mengurangi kemungkinan kamu terus-terusan mengirim pesan padanya mempertanyakan kenapa kamu diputuskan atau memohon agar ia menerima kamu kembali. Terus-terusan mencoba menghubungi pacar tidak akan dapat memulihkan hubungan. Si penerima pesan justru akan semakin terganggu dan menganggap kamu tidak punya kehidupan lain.
3) Singkirkan semua benda di kamar yang mengingatkan kamu padanya
Masukkan kartu-kartu ucapan, kado-kado, foto-foto berdua dan barang peninggalan mantan kamu ke dalam kardus dan taruh di tempat yang jauh dari jangkauan kamu (kalau ada yang berguna sumbangkan saja kepada saudara kamu yang membutuhkan). Ada beberapa orang yang akan melakukan ‘ritual’ pembakaran, tapi itu rasanya terlalu berlebihan. Nanti kalau kamu sudah mulai tenang bisa-bisa malah menyesal telah membakar benda-benda itu.
Sebagai permulaan, simpan saja semua benda kenangan itu di dalam kardus yang dilakban lalu simpan kardus itu di gudang. Gampang kan?
4) Tuangkan segala rasa sakit, sedih, amarah, frustasi dan sebagainya dalam sebuah jurnal atau buku catatan.
Jangan pernah meremehkan yang namanya curhat di lembaran buku (atau di blog!). Cara ini bagus juga untuk para pria. Bahkan, sangat cocok untuk pria, mengingat pria jarang memililki tempat untuk menuangkan perasaan dan emosinya.
Selama masa pemulihan, sering kita merasa bahwa kita belum mengalami kemajuan apapun. Nah, dengan sesekali melihat tulisan-tulisan di jurnal tersebut, kamu bisa melihat sejauh apa perkembangan kamu... (atau malah penurunan). Metode ini juga bagus untuk menghindarkan kamu melontarkan kata-kata kepada si dia yang mungkin akan kamu sesali. Tulis saja semuanya di jurnal!
5) Manjakan diri
Ini adalah hal yang amat diperlukan semua orang, laki-laki maupun perempuan. Lakukan hal-hal yang kelihatan simpel, seperti manikur, pijat atau facial untuk membuat kamu rileks. Belilah pakaian yang bisa membuat kamu merasa seksi dan percaya diri. Pesan makanan kesukaan dari restoran favorit kamu. Beli DVD terbaru. Beli game-game keluaran terbaru. Coba aktivitas-aktivitas baru. Pokoknya manjakan diri kamu sepuas-puasnya, karena kamu memang layak mendapatkannya.
7) Jangan rebound
Beri diri kamu beberapa waktu untuk sembuh dari berakhirnya hubungan ini. Banyak orang yang mulai kencan lagi padahal mereka belum benar-benar pulih. Jadi siapa saja yang menunjukan itikad baik, tanpa ba bi bu langsung diajak kencan. Salah banget! Kamu nanti malah akan membanding-bandingkan pacar baru kamu dengan mantan dan ujung-ujungnya mantan kamu selalu lebih baik. Kamu pun akan merasa kesepian lagi, mungkin lebih parah.
Kita sering berpikir, “untuk melupakan seseorang dan bisa bahagia... cari saja orang baru!”. Seharusnya pulihkan dulu hati kamu, karena hanya KAMU yang bisa membuat diri KAMU bahagia.
Jadi triknya adalah, kamu harus bisa merasa bahagia dengan diri kamu sendiri sebelum mulai berkencan lagi.
Sekali diputusin, biasanya ada kecenderungan seseorang langsung memiliki gambaran negatif tentang dirinya. Akankah saya mendapat cinta sejati? Apakah saya terlalu tua/gemuk/bodoh dan sebagainya... Akankah saya bahagia lagi?
Ingat, hanya karena mantan kamu tidak menyukai kamu lagi, bukan berarti yang lain juga begitu. Dia tidak mau berpacaran lagi dengan kamu... so what? Kamu tetap sempurna, hanya saja dia tidak bisa melihatnya. Di luar sana banyak yang bisa melihat betapa ‘lengkap’nya kamu. Just relax!
Tanda kamu telah melupakan si mantan ialah kalau kamu sudah tidak ada perasaan padanya dan hasrat atau keinginan terpendam untuk memilikinya lagi. Satu lagi, jika kamu sudah bisa membayangkan dia sedang bermesran dengan perempuan/pria lain tanpa timbul sedikitpun rasa sakit di dadamu... itu tandanya kamu sudah lulus! [i-ron, from many sources]
Posted by Ronn at 1:48 PM 4 comments
Labels: Handjob, Heart Matters
|
"Life is a great big canvas, and you should throw all the paint on it."