Mojang for Rent - Part 1: Preface
Pemuda itu sedang berbicara serius di telepon genggamnya ketika saya tiba di sebuah restoran bergaya retro di Cihampelas Walk (CiWalk). Saya datang agak telat 5 menit dari waktu yang dijanjikan. Sebut saja nama pemuda tersebut Alex. Dari penampilan luar tampak seperti pemuda kota besar kebanyakan, dengan rambut spike, kemeja putih bermotif sulur yang lengannya digulung hingga siku, celana jeans, sneakers dan tas selempang, pokoknya sangat fashionable. Usianya tidak lebih dari 25 tahun. Jika anda berpapasan dengannya di jalan dijamin tak akan menyangka sama sekali bahwa pemuda tersebut adalah penyalur gadis-gadis cantik Bandung untuk “mendampingi” pria-pria hidung belang berkantung tebal (ia risih dengan sebutan germo dan lebih prefer ‘penghubung’).Tidak seperti gadis panggilan pada umumnya, mereka yang disediakan oleh Alex adalah gadis-gadis cantik yang kebanyakan berprofesi sebagai fotomodel maupun peragawati
“Halo, sorry ya nunggu lama, tadi yang baru nelpon gue ajudan dari seorang pejabat dari Sumatera yang mau berkunjung ke Bandung. Atasannya pengen dicarikan lady escort (gadis pendamping) yang bisa nemenin plus-plus selama berada disini,” kata Alex saat menyadari kehadiran saya. Rupanya ia baru saja mendapat orderan.
-to be continued-

0 comments:
Post a Comment