Please Be Seated
Setelah mengambil bangku paling nyaman di dalam bis (di bangku dua di dekat jendela baik di Patas UKI-Bogor, Steady Safe maupun Mayasari Bhakti), biasanya saya dengan berdebar-debar memperhatikan satu per satu penumpang yang naik ke dalam bis setelah saya. Saya berdebar-debar bukan karena menanti seseorang atau berharap mendapat cinta pada pandangan pertama.
Ridiculous? Tidak bagi saya. Karena minimal saya menghabiskan 30-40 menit di dalam bis, jadi di sebelah siapa saya duduk cukup signifikan demi mendapat pengalaman berkendaraan yang maksimal. Paling beruntung, kalo di sebelah saya duduk orang (M/F) yang terlihat bersih (smells good is a BIG plus), tidak terlalu besar (biarlah saya sendiri yang makan tempat) dan sepanjang perjalanan hanya tidur. Tapi keberuntungan tidak selalu menghampiri saya. Sering juga saya mendapat teman sebangku yang terkadang menjadi mimpi buruk bagi semua penumpang bis, terutama para commuter seperti saya yang banyak menghabiskan waktu di dalam bis. Teman sebangku seperti dibawah inilah yang amat sangat saya hindari (no offense buat yang merasa). Ini hanyalah sebagian kecil :
The Digger
Orang seperti ini kerjaannya sepanjang perjalanan ngupil melulu, yikes!! Sudah dua kali saya mendapat nightmare ini. Walaupun mencoba untuk cuek dan memalingkan wajah atau mencari kesibukan lain, tapi tetap saja terlihat dari sudut mata saya ia terus menerus mengorek-ngorek hidungnya sepanjang perjalanan (sebanyak itukaaaaah??) dan sesekali menggulung-gulung diantara jarinya. Eeeeewwwww...
The Fountain
Seperti mata air, saat sudah mengawang di alam mimpinya, tiba-tiba air itu pun mengalir tak henti-henti. Ya, dia ngiler!!!!! Belum lagi posisinya agak miring, jadi iler tersebut jatuh tak henti-henti ke kemeja dan tas di pangkuannya. Apa yang lebih menjijikan dari hal itu?? Saya bertaruh pasti sesampainya di rumah ia sangat kehausan.
The Aromatherapy
Ada dua macam orang yang saya sebut the Aromatherapy. Pertama, mereka yang bermasalah dengan aroma tubuhnya (baca: BB) dan kedua, mereka yang sekilas tampil necis, cantik, ganteng dan mempesona, tetapi somehow parfum atau wangi-wangian yang dipakainya tidak akur dengan hidung kita. Akibatnya: rasa mual yang berkembang menjadi hasrat ingin memandikan kedua jenis orang tersebut di Pancuran Pitu!!! (loh kok??)
The Singer
Tidak perlu banyak penjelasan, orang-orang seperti ini biasanya terlihat sangat menikmati perjalanan dengan menyiksa teman sebangkunya dengan sayup-sayup mendendangkan lagu-lagu yang diputar di VCD dalam bis atau MP3 player yang didengarkannya melalui earphone. Mending kalo nyanyinya bagus, bergumam aja pitchy. I'm so tired and need a quiet environment nih!
The Chatter
"Wah, SBY bingung nih didesak terus soal reshuffle kabinet" *Sumpeh lo pak?*. "Wah, anak saya dulu nyaris mo masuk STPDN juga, untung nggak jadi. Pendidikan jaman sekarang emang gada yang bagus" *kenapa nggak jadi masuk STPDN pak? siapa tau digebukin!* "Dulu saya pernah hampir diperkosa waktu masih SMA, untung tiba-tiba hansip dateng" *Untung apa sial mbak?*. "Dari sukabumi ya? Saya dulu pernah iseng ke Mak Erot tuh, tapi nggak ngefek ah. Mungkin saya requestnya berlebihan, hahaha" *err.... too much information, dude!*. Please note, saya senang ada temen ngobrol di dalam bis, asalkan: orang yang ngajak ngobrol menarik, topiknya berguna buat saya atau dia orang yang saya kenal. And no MLM in a bus for God's sake!!
Mulanya setelan wajah masih terarah ke depan. Tapi perlahan-lahan kepalanya bergerak kekiri dan kekiri dan diikuti oleh badannya dan voila!! Saya mempunyai teman membaca koran/buku yang tidak tahu kode etik mencuribaca koran/buku dari penumpang sebelah. Ingat... hanya mata yang boleh bergerak-gerak, usahakan tidak ada perubahan posisi kepala atau tubuh yang drastis, karena itu menyebalkan.
The Log
Timbeeeeeeeeer!!!! Dan ia pun dengan manis dan mimpi indah berbagi berat tubuhnya ke tubuh saya. The worse is kalo ditambah lagi dengan ngorok. Aargh!!! Do i look like a pillow to you? It's a different case if you're gorgeous :)
Mantep
Makan tempat. Bukan cuma size (sorry, size saya sudah cukup 'mantep'. So i think it's enuff for a 2-seated row), tapi juga 'mantep' saat baca koran (bukannya promosi, tapi Koran Tempo adalah satu-satunya koran yang dibuat khusus untuk nyaman dibaca di bis karena ukurannya yang ramping). Kaki yang melebar juga termasuk 'mantep'. Kenapa harus ngangkang sih? Is it hot down there?
9 comments:
wuah... sejak punya motor, jadi jarang naek bis. menyenangkan. tapi kadang kanegn juga naek bis kota jogja yang ga pernah penuh sesak
hei ada yg ninggalin gw di JCC trus ketemu2 di bis arah ke kos gw....sapa Yaaaaaaaa??? gw pikir stelah lo ninggalin gw lo dah nyampe rumah tuh...hehehehe...makanya jangan ninggalin gw, kualat kan lo. pergi bareng , pulang jg harus bareng.
naek bus ngga nyaman? gimana kalo airbus? heheheh *kabuuuuur*
suep: di jogja mah enaknya naek sepeda ontel :P
iit: tapi gw nyampe juga tuh it, walau keliling2 jakarta dulu, hehehe
dodski: Klo naek air bus mah mah ga sempet duduk udah nyampe bogor duluan, :P
gw sih lebih baik duduk sendiri di dlm bus secara gw ini rada paranoid takut dicopet :d
azhar: Emang paling enak duduk sendiri sih, legaaaa....
saya termasuk ukuran mantepp !! duh jadi merasa bersalah...jangan-jangan banyak yang mengeluh kayak mas ronn.
sesama jago makan ga boleh duduk sebangku... ntar saling memakan, hehehe
kalo' gw, tergantung sikon sih ronn...
tp lebih nikmat kalo' naik bus itu yg posisi di pojok deket jendela, nyender... trus tidur dehhh :D
Post a Comment