Saat sedang berjalan sendirian, baik di tempat ramai maupun sepi... biasanya saya membiarkan pikiran saya terbang jauh kemanapun dia mau. Baru-baru ini saya berimajinasi bagaimana seandainya saya adalah salah satu tokoh dari serial Heroes (baru ditayangkan di Starworld dan dvd bajakan season satu-nya sudah beredar). Sepertinya menyenangkan memiliki kemampuan seperti Hiro Nakamura yang dapat ber-teleportasi serta mengendalikan waktu, Peter Petrelli yang bisa menduplikat kekuatan "hero" yang berada di dekatnya, DL yang bisa menembus semua benda solid, atau menjadi seperti Claire Bennet yang tahan siksaan fisik apapun dan bisa self-healing (no.. I don’t want to be a cheerleader too like her).
Bahayanya... saya sering tidak bisa membedakan batas antara imajinasi dan kenyataan. Akibatnya, seperti kejadian di bis pagi tadi, karena macet saya membayangkan menjadi Hiro Nakamura... untuk bisa ber-teleport langsung ke kantor. Tanpa sadar, mimik wajah saya sudah seperti orang ngeden. Dengan mata menyipit, bibir manyun dan seluruh bagian wajah berkumpul di tengah muka. Persis seperti Hiro saat berusaha berteleport dari bar ke dalam toilet wanita. Walhasil, mbak-mbak yang duduk dua bangku dari saya pun langsung berbisik-bisik dengan temannya melihat keanehan saya.
Di lain waktu, saya mencoba mengingat-ingat sebuah adegan lucu di serial komedi... akibatnya saya pernah tergelak sendiri di dalam angkot, sedangkan penumpang lain menatap saya dengan iba. Kejadian di angkot ini sudah yang kesekian kali. Dulu, gara-gara teringat iklan layanan masyarakat tentang Pemilu, sambil melamun menerawang ke luar jendela, saya secara tak sadar menggumamkan theme song Pemilu (tau kan lagu legendaris ini?) dengan desibel yang cukup besar untuk didengar oleh satu angkot. Untung akhirnya disadarkan oleh kakak saya yang menyikut seraya berkata.. "De... Pemilu kan masih 2 bulan lagi. Excited ya?". Sementara beberapa penumpang lain cuma tersenyum geli.
Selain berimajinasi, saya juga gemar mengobrol dengan diri saya sendiri. Jadi jangan heran saat melihat saya berjalan di trotoar dengan mulut berkomat kamit. Itu tandanya saya sedang bernyanyi atau ... berbicara kepada diri saya sendiri. Mungkin saat itu saya sedang mengucapkan: "Tuh kan, coba tadi lo naek Taksi pasti kagak bakal jalan muter jauh kaya gini." Atau "Ron... jangan pernah terpikir untuk pake celana ungu kaya orang itu, you’ll look like a giant eggplant wearing t-shirt!"
Apakah saya kacang? (Am I nut?)
4 comments:
Wahhh, koq pas kita pulang bareng dr Plangi dulu koq gak kelihatan mulutnya berkomat-kamit :D
tidak. kamu tidak gila.
semua orang punya 'keanehan' masing2. tapi itu kan wajar.
orang aja suka iseng dan menilai serta bilang kalau yang beda itu sama dengan gila.
padahal orang itu juga iseng, bilang2 orang lain gila.
ah..pusing jadinya..
:D
-imgar-
Bwahahaha...kirain gw doang yang gituh, eh, gw malah plus coba-coba gaya orang mo dipoto, padahal gw lagi didalem kopaja..cuma karena inget pas foto-foto kemaren gayanya kok gak okeh..^^
tatZ
lo gak gila kok ronn..
that's your uniqueness... :)
still... i want to warn you, don't you ever try your luck with those purple pants!
Post a Comment