Monday, September 18, 2006

K u r s i

inspired by Bondan Winarno's 'Beranda'.


Hampir setiap sore beberapa bulan terakhir ini seorang gadis bersepatu putih memasuki gerbang rumah hatiku. Bukannya masuk ke dalam rumah, ia hanya berdiri di sudut luar teras hatiku, bersembunyi di balik rimbunan bunga hibiscus, menunggu sambil mengintip ke teras hatiku. Ia pikir tak ada yang memperhatikannya. Padahal aku selalu mengamatinya dari balkon lantai dua rumah hatiku. Saking seringnya ia melakukan hal tersebut, kadang aku malah menunggui kedatangannya. Sering juga aku kasihan melihatnya tetap bergeming meski hujan turun. Tapi aku memilih untuk tetap memperhatikan saja dari kejauhan. Terlihat jelas dari raut wajahnya kalau ia ingin sekali masuk dan menduduki salah kursi yang terlihat nyaman yang tersedia di dalam teras hatiku.

Dulu jumlahnya kursi-kursi di situ lebih banyak, namun seiring berjalanya waktu satu per satu tamu yang singgah di teras hatiku pergi membawa kursi-kursiku. Beberapa tak sengaja merusaknya. Ada yang mematahkan pegangannya karena mencengkeram terlalu kuat, atau mengorek-ngorek bantalan empuk berisi bulu angsa yang dibungkus beludru berwarna keemasan.

Kursi-kursiku memang istimewa. Sebetulnya bentuk kursiku sangat sederhana, tak berbeda dengan kursi teras kebanyakan yang terbuat dari besi tempa putih berulir. Yang membuatnya lain daripada yang lain, di bagian sandaran dan dudukannya aku lapisi lagi oleh beludru keemasan yang aku buat dengan penuh kasih sayang dan perhatian, sehingga membuat siapapun yang duduk dan bersandar diatasnya dapat merasakan hal itu dan merasa tentram. Ya, kursi-kursi itu akan merangkul dengan lembut orang yang mendudukinya.

Kini tak banyak lagi kursi tersisa di teras hatiku. Karena takut ada yang hilang atau rusak lagi, maka aku memasukkan kursi-kursi keemasan itu ke dalam gudang yang terletak di bagian belakang hatiku. Mungkin mereka tak akan pernah aku keluarkan. Biar saja tersimpan dengan rapi dan tetap indah. Hanya satu yang aku sediakan di teras dan seorang gadis bersuara merdu tengah mendudukinya.

Dari balkon lantai dua rumah hatiku, aku melongok kebawah. Memperhatikan gadis yang duduk di kursi istimewaku. Aku menyukainya. Ia tampaknya bukan tipe orang yang akan mencuri atau merusak kursi yang tinggal satu itu. Bahkan beberapa kali aku mendapatinya tengah mengelap sandaran kursiku dengan lengan bajunya karena ada setitik debu menempel. Aku pun lebih tenang dibuatnya. Ia adalah orang pertama yang memperlakukan kursiku dengan istimewa. Maka, aku biarkan dia keluar masuk rumah hatiku sesukanya. Bahkan sekali waktu aku biarkan ia bermain di ruang pribadiku dan mengacak-acaknya, karena aku tahu pasti ia akan membereskannya.

Dan sore ini, seperti sore-sore sebelumnya, gadis itu menghabiskan waktunya di teras hatiku. Tepatnya di kursi istimewaku. Sambil menanti matahari turun ke peraduan, ia kerap bersenandung merdu. Tak jelas lagu apa yang disenandungkan, tapi saat mendengarkannya seolah kedamaian mengalun keseluruh sudut gelap rumah hatiku. Cahaya keemasan matahari sore yang jatuh ke wajahnya makin membuat gadis itu tambah cantik saja. Ia laksana maharani di singgasana emas dengan aura keemasan menyelimutinya. Dan seperti sore-sore sebelumnya juga, aku berdiri di balkon... menatap ke arahnya sambil tersenyum. Ia pun membalasnya. Dan saat ia kembali bersenandung, pandanganku aku lemparkan beberapa meter dari teras, tepatnya ke rimbunan bunga hibiscus di taman hatiku. Gadis bersepatu putih itu masih berdiri disana... ingin menikmati nyamannya duduk di kursi istimewaku.

*Bogor, 18 September 2006 00:10 AM. Diiringi suara lembut Ken Hirai menyanyikan What A Wonderful World, Loving You, dan You've Got a Friend.*

4 comments:

v1rzh4 said...

Jadi teringat pembicaraan kita...
huhuhuhu...

so, i'm the girl with white shoes ya?

:)

Ronn said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Ronn said...

Hehe.. it could be u or anyone jha. Tapi bener... cocok juga dengan kondisi lo saat ini :)

Well... malam ini temani gw membeli a couple of white sneakers yah?

Angie said...

hey ronn,
wa... nice story... she seems like a nice girl. who ever she is. Hope things go well :P

- Angie