Judulnya: Menanti

Jam di monitor computer sudah menunjukkan pukul 18.01. Sebagian besar ‘penunggu’ kantor sudah meninggalkan ruangan karena besok ada even besar yang tampak hectic (begitulah kalau bekerja dengan government, hehe) yang membuat mereka harus sudah check in di lokasi semenjak sore. Hanya tinggal 6 orang tersisa termasuk saya.
Nah, kenapa saya belum juga pulang? Padahal ini peluang emas untuk tenggo, mengingat saya sudah tidak ada kerjaan lagi dan Project Manager+Project Leader saya termasuk mereka yang pergi lebih awal.
Begini kisahnya….

jhajha: ronn...
jhajha: dimsum terakhir tnyt masih di temen gw...
ronn: huu...
ronn: gada yg tersisa buat gw?
jhajha: gw bawain kok yg cerita cinta itu...
jhajha: *halah* lo gak banget sih?
ronn: yaaah...
jhajha: jdnya kapan kita ketemu?
jhajha: *kyk mo ketemu selingkuhan*
ronn: kpn lo bisanya... hr ini gw bawa kok... Anak Semua Bangsa-nya
jhajha: mau nanti aja?
jhajha: di Plangi? [again???]
jhajha: PS aja yuu?
jhajha: atau EX?
ronn: PS aja deh..ganti suasana
ronn: eh atau EX? Terserah lo aja.
ronn: hari ini im so available deh
jhajha: atau gw ke hilton aja ya?
ronn: itu juga boleh. That’s even better!
ronn: lo kesini aja deh jam pulang kantor. Gw tunggu.

Jadi begitulah, hari ini ceritanya saya menanti kehadiran Miss Jhajha untuk barteran novel. Tapi dia kemana yah? Pengen buru-buru pulang, mandi, minum teh hangat dan berbaring sambil membaca. Hah?!?! Kok dia masih online!!!!

*postingan ini tampak aneh dan lieur yah? Blame it to those Nigerians that made my day! Maaf, saya bukan rasis. Kebetulan saja 4 orang itu warga Nigeria yang Visa-nya dipersulit sehingga saya harus mengurusi imigration clearance yang ribet (curhat & depressed mode: on)*

Jam pun menunjukkan pukul 18.33 dan tinggal 3 orang yang tersisa di ruangan ini plus deringan telepon, musik 80an di radio, serta suara beberapa komputer yang dibiarkan menyala.