Wednesday, July 19, 2006

Pak, Mas, Mister, ....... Aa'!

"Selamat siang Bapak Imron, ini dengan Elsanti dari UI"
"Hi Mr. Imron, this is Zubanov from Moskow. We've already received the invoice you sent, but I have something to ask here"
"Ini suratnya dianter ke Ibu Christina-nya langsung, ya Pak?"


Sejak kapan saya menjadi bapak-bapak?
Usia boleh saja diatas seperempat abad (d*mn, saya tidak begitu suka dengan kenyataan itu), perut boleh saja mulai membuncit, tapi saya bukan 'bapak' dan belum berencana menjadi 'bapak' dalam waktu dekat. Wajah saya pun tidak seperti bapak-bapak! (iya kan?). Krisis pergantian umur? Hmm.. bisa jadi. Membayangkan menjadi bapak-bapak rasanya mengerikan sekali. Banyak tanggung jawab yang harus dipikul. I wish I could stay in early twenties :) sigh...

Kalau memang perlu sapaan untuk formalitas atau profesionalisme, cukup panggil saya 'Mas' (walaupun saya bukan orang Jawa) atau it's even better kalau panggil nama saya langsung (which seems impossible untuk urusan pekerjaan, karena sounds not professional).

Mungkin saja karena saya kurang terbiasa dengan situasi kerja formal seperti sekarang? Pasalnya, di tempat kerja saya yang lama (which is majalah dengan kantor modern minimalis yang super keren!!) suasananya cukup jauh dari formal. Saya bisa bekerja dengan mengenakan t-shirt dibalut blazer casual atau polo shirt favorit saya plus kaus dalam putih yang dipadu dengan jeans (hanya hari Sabtu saya berani memakai jeans belel yg robek sana sini) dan sepatu kets berwarna putih yang di kantor sudah berganti dengan sandal jepit putih. Bos saya pun bisa turun dari mobil mewahnya dengan kaus basket, celana selutut dan sandal sambil memainkan PSP. Kalau tidak ada kerjaan bisa masuk ke library sambil membaca ratusan koleksi majalah impor atau menonton cable/DVD dengan alasan untuk bahan artikel. Semua orang pun mulai dari office boys sampai office bosses memanggil saya cukup dengan, 'Ron' atau 'Imron'.

Yang sedikit berbeda adalah my cool (and quite handsome <-- menurut teman-teman wanita saya yang pernah melihatnya) chief editor who always calls me 'Imris'. Begitu pun dengan tamu-tamu atau klien yang kebanyakan berasal dari dunia kerja yang sama informalnya (radio, production house, eo, film distributors, etc). Jarang sekali sapaan 'Pak' keluar dari mulut mereka. Paling banter ya 'Mas'. Malah anak-anak kuliah yang mencari data memanggil saya 'Kakak'.

Nah sekarang, sesuai dengan pakaian kerja yang saya kenakan (dasi, kemeja, celana bahan yang disetrika rapih dan sepasang sepatu kulit), sapaan-sapaan itu sudah jarang saya dengar. Paling banyak adalah 'Ron'/'Imron' dari teman-teman kantor dan bos, atau 'Pak'/'Bapak'/'Mister' dari klien, partners serta beberapa office boy (yang sudah beberapa kali saya bilang, "Panggil Imron aja." Dan demi alasan profesionalisme, saya sepertinya harus lebih mengakrabkan diri dengan "Bapak Imron" yang senantiasa menemani saya.

Diantara semua panggilan di tempat kerja yang pernah saya terima seperti yang saya sebut diatas, tak ada yang lebih saya suka daripada panggilan dari Ria. Dia adalah sekretaris cantik :) di majalah saya dulu. "Aa' Imron, ada temennya nungguin nih di depan." Yups... "Aa". Enak banget terdengarnya di telinga, hahaha. Ria.. Ria.. Kita sekarang udah nggak bisa balik bareng lagi nih..

3 comments:

!dJibRiL $i gil@ said...

gw tau tuh pas Ria manggil "aa imron...temennya didepan nih...", pada saat itu gw lagi memandangi keindahan wajah seorang bidadari...yang gw kirain baru turun dari langit...tapi beberapa menit kemudian...damn...imron datang...hanoman dari dunia wayang...huahauahahahaha....!!!

Anca Syah said...

Hmmm Bapak
Iya sih, kalo gw skrg udah terbiasa ama panggilan Bapak.
Mungkin face gw dah agak bapak2, sampe skrg gw malahan jrg dengerin org2 panggilin gw dengan panggilan mas atau Anca.
Di Mall lagi belanja panggil Bapak
( padahal gw dah pake kaos, sneaker , rambut spike)
di salon di panggil bapak
di bioskop.
hehehe, walau gw baru 26 taun tapi gw rela2 jadi panggil bapak. gw dah niat kok dalam waktu deket mau merubah status gw jadi bapak tapi tetep gw mau jadi bapak Funkyyy.
pdhal gw gak buncit loh :))

Tatz Sutrisno said...

and its even harder if you were a female .....
.....
.....
*jedok-jedokin pala yg manggil gw ibu ke tembok terdekat kalo gw udah make jeans + plus Tee tapi tetep dipanggil ibu..argg*