Wajah Seorang Kekasih
Aku membawa gambar Shekure ke mana-mana, kuhormati dengan gaya seperti yang dilakukan seniman besar Venesia. Kulakukan itu agar aku tidak begitu merasa kehilangan selama aku berkelana, juga ketika aku sulit mengingat-ingat kekasihku yang wajahnya kutinggalkan di suatu tempat di belakangku, karena selama wajah seorang kekasih terus bercahaya di dalam hatimu, dunia masih akan terus menjadi rumahmu.
Baris kalimat diatas saya kutip dari halaman 68 sebuah novel yang sedang saya baca (sudah lama tapi belom beres-beres), yaitu My Name is Red (dalam versi bahasa Indonesia menjadi Namaku Merah Kirmizi), karya yang membawa Orhan Pamuk meraih Nobel Sastra 2006.
Mengapa saya mengutipnya? Well...Coz i like it!
0 comments:
Post a Comment