engkau laksana bulan
P. Ramlee. Wah... sudah lama sekali saya mendengar nama itu. Ia adalah bintang film dan aktor legendaris Malaysia di era 40-60an. Bukan hanya di Malaysia saja, ia juga diidolakan banyak orang di Indonesia, seperti oleh alm. ayah saya. Saking melegendanya, sampai-sampai diva negeri jiran Sheila Madjid turut memberi penghormatan lewat lagu bertitel 'Lagenda' di salah satu albumnya. Kutipan lirik lagu itu kurang lebih seperti ini: "Kaulah satu-satunya, diantara berjuta insan teristimewa. Patah tak tumbuh lagi, hilang belum berganti, kerana kau tersendiri...". Selain 'Lagenda', Sheila juga menyanyikan ulang karya P. Ramlee 'Engkau Laksana Bulan' yang juga adalah salah satu lagu favorit saya.
Dulu sejak masih anak-anak, salah satu hobi saya adalah menyaksikan film-film klasik hitam-putih keluaran 40an, 50an dan 60an, termasuk film-film produksi Indonesia dan Malaysia. Film lokal yang paling berkesan oleh saya adalah film komedi musikal Tiga Dara (1954) karya Usmar Ismail yang dibintangi oleh 3Diva-nya Indonesia saat itu: Mieke Widjaya, dan dua orang aktris lain (kalau tidak salah sih Aminah Cendrakasih dan Citra Dewi - kalo salah maaf ya). Tahun lalu digosipkan film ini akan di-remake oleh Rudy Soedjarwo dengan pemeran utama Dian Sastrowardoyo, Krisdayanti, dan Siti Nurhaliza. Tapi hingga kini belum ada kabarnya lagi.
Kembali ke P. Ramlee... dia adalah jagonya film komedi. Filmnya yang paling saya ingat adalah Nujum Pak Belalang dan Bujang Lapok yang keduanya pernah ditayangkan di televisi. Dengan logat melayunya, pria keturunan Indonesia ini berhasil menampilkan peran-peran lugu, cerdik dan jenaka yang membuat penonton tertawa. Bahkan gaya aktingnya banyak mempengaruhi aktor Indonesia saat itu.
Nah, kenapa tiba-tiba saya teringat kembali dengan P. Ramlee? Well, tiga hari lalu saya bertemu dengan seseorang yang usianya tiga tahun di bawah saya dan ternyata dia sangat mengenal karya-karya maestro itu. Menakjubkan bukan??? *wink wink* Darinya pula saya mendapat rekomendasi satu lagi judul film P. Ramlee yang layak ditonton, yaitu Madu Tiga (Three Wives) yang terpilih sebagai Best Comedy di Asian Film Festival 11, di Taipei tahun 1964.
Tak sekedar merekomendasikan, ia juga sempat mendendangkan soundtrack dari film itu kepada saya. Kurang lebih seperti ini:
Senangnya dalam hati kalau beristeri dua
Terasa dunia ini Ana yang punya
Kepada isteri tua Ana sayang padanya
Kepada isteri muda I say i love you
Isteri tua merajuk, balik kerumah isteri muda
Kalau dua-dua merajuk, Ana kahwin tiga
Mesti pandai pembohong, mesti pandai temberang
Tetapi jangan sampai hai pecah tembelang
Sounds hilarious and funny, rite? Nah, sekarang saya harus mencari film ini dimana ya?
7 comments:
ya ampuuuuun P Ramlee, gw pikir cuman gw doang yg nonton..waktu kecil tiap minggu filmnya P Ramlee tidak pernah terlewatkan dengan rambutnya yg keriting di TV3 or TV2 gitu deh, and ron you even have the picture.....tapi kenapa sekarang yg gw inget cuman hitam putihnya aja (secara udah kebanyakan aja film yg g tonton), walaupun gw inget gw dulu pernah nangis nonton filmnya dia.ron kalau ketemu fimnya, duplikatin ya buat gw....hehheheheh
Mrs. Dwi P
Tau nggak kalau tulisan ini gw dedikasikan buat seseorang? hehehehe.....
tadi mo..nanya bujang lapuk..ternyata emang punya P.Ramlee..gw sangat suka bujang lapuk.
untuk anak seumuran SD waktu itu, menonton bujang lapuk, kek menonton film charlie caplin versi asia, abis item putih sih, sama2 lucu.
*wink-wink* cie..bwt sapa ron..?
Ronn
gw suka banget ama P Ramlee
G cinta sama P Ramleeeeee....!!!!
g malah nangis pas film yg mana gitu..yg dia nyanyi tentang anaknya...si Sazali (bener gak ya)..pokoknya kata2nya tuh gini...
"anakku Sazali..dengarlah..."dst (hehehe..g cm tau nadanya gak tau kata2nya). Dan filmnya dulu adalah film yg selalu g tonton...duh..kl disini..seperti Benyamin gt deh..yakaaannn...
bener...
judul filmnya... Anakku Sazali
Post a Comment